ECOGUARD BERKIBAR DALAM AJANG NISEEF DAN AISEEF
Tiga murid SMAN 10 Semarang berhasil membawa pulang medali perak dalam ajang National Innovative Science Enviromental and Entrepreuner Fair (NISEEF) dan Asean Innovative Science Enviromental and Entrepreuner Fair (AISEEF). Lomba tersebut merupakan ajang kompetisi inovasi sains tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) secara online pada tanggal 23-30 Januari 2025. Tiga murid tersebut, yakni Al Faraby Raditya (XI-11), Srikandi Farikha (XI-4), dan Aurel Maharani (XI-4) bersama dengan dua murid SMA Nasima Semarang, Naryama Arkananta dan Velove Vinsensia berhasil meyakinkan juri dalam pengembangan produk ramah lingkungan yang dinamakan “Ecoguard.”
Pencapaian tersebut sangat membanggakan karena diikuti oleh 450 tim dari seluruh penjuru Indonesia dan 30 tim dari luar negeri. Al Faraby mengaku sangat senang dan terkejut atas pencapaian yang berhasil diraih. “Saya sangat senang. Alhamdulillah kami berhasil meraih medali perak dalam ajang ini. Saya tidak menyangka, karena melihat banyaknya partisipan yang ikut dalam ajang ini. Namun, kami tidak memikirkan hal tersebut dan terus berusaha yang terbaik. Awalnya, kami melihat peluang lomba dan segera membentuk tim. Kami menciptakan alat yang dinamakan ecoguard. ECOGUARD merupakan alat pembakar sampah ramah lingkungan yang tidak menghasilkan asap. Kami menggunakan barang-barang bekas, seperti kaleng dan toples sebagai bahan untuk membuatnya dan membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk menyelesaikannya,” jelasnya.
Lahirnya ECOGUARD, menurut Al Faraby disebabkan karena keprihatinan terhadap kondisi di SMAN 10 Semarang yang berdekatan dengan pabrik. "Hampir setiap hari kami menghirup udara yang kurang sehat akibat dari limbah asap pabrik. Oleh sebab itu, kami berusaha menciptakan ECOGUARD sebagai alternatif pembakaran sampah yang tidak menghasilkan asap,” ujarnya. Cara kerja ecoguard menggunakan 2 kaleng, yang mana kaleng di bawah sebagai tempah sampah dan pembakaran yang akan disalurkan ke toples yang di atas. Hasil pembakaran tersebut akan terkumpul pada toples, kemudian akan disaring oleh airadiator yang terpasang pada toples. Asap tersebut akan disaring oleh airadiator tersebut, lalu menciptakan embun. Embun yang terbentuk akan mengalir pada selang yang tersambung pada botol lain, kemudian embun akan bergabung dengan air yang ada pada botol.
Bapak Didiet Chandra, S.Pd, guru pendamping mengaku bersyukur dan bangga terhadap pencapaian Al Faraby, dkk. “Saya sangat bangga dan bersyukur atas pencapaian anak-anak. Seratus persen itu merupakan hasil pencapaian mereka. Mulai dari perencanaan, pembuatan hingga presentasi alat yang dibuat, mereka melakukannya sendiri. Kami hanya memberikan motivasi dan semangat kepada anak-anak agar berjuang keras tanpa melihat pesaing dan fokus kepada diri sendiri.” terangnya. (DC/AA)
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini