SMA Negeri 10 Semarang kembali mengaktifkan kegiatan ekstrakulikuler secara tatap muka mulai 1 Maret 2022 setelah dua tahun vakum.  Tidak adanya kegiatan ekstrakulikuler ini dikarenakan pandemi covid-19 yang melanda di dunia. Waktu dua tahun bukanlah waktu yang singkat, sehingga banyak peserta didik yang kehilangan minat mereka terhadap beberapa bidang, terutama di beberapa bidang nonakademik. 
Sebelum pandemi Covid-19 terjadi, SMA Negeri 10 Semarang seperti sekolah lain selalu menyelenggarakan kegiatan esktrakulikuler yang bertujuan memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antarmata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Tujuan tersebut terbukti dengan beberapa ekstrakulikuler yang memenangkan berbagai perlombaan, baik ditingkat kota, provinsi, maupun nasional.
Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler secara tatap muka sudah mendapatkan lampu hijau dari Kepala SMAN 10 Semarang.  “Setelah ada SKB 4 menteri, di mana setiap sekolah melaksanakan kegiatan PTM terbatas 50 persen dan 100 persen, maka kegiatan yang lain juga mengikuti. Ini sesuai arahan dari Bapak Kepala Sekolah, di SMA Negeri 10 Semarang kegiatan ekstrakulikuler bisa dilaksanakan secara tatap muka” terang Dedi Setiyono, Wakasek Kesiswaan SMA Negeri 10 Semarang saat ditemui di ruangnya beberapa waktu lalu.

“Di masa pandemi seperti saat ini, kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar, baik dilaksanakan secara offline maupun online dan disesuaikan dengan kondisi. Maksudnya adalah jika ada peserta didik yang terindikasi covid-19 ataupun sakit, pihak sekolah menganjurkan agar peserta didik tersebut mengikuti kegiatan ekstrakulikuler secara online. Kegiatan ekstrakulikuler secara tatap muka pun dibatasi dan diberi jeda waktu antara ekstrakulikuler dengan KBM, serta antara ekstrakulikuler satu dengan ekstrakulikuler lainnya tempatnya berjarak” lanjutnya.

Kabar kegiatan ekstrakulikuler boleh tatap muka ini menuai beragam komentar dari beberapa peserta didik. Ada yang mendukung, ada pula yang masih was-was. Hal itu sangatlah wajar.
“Ooo menurutku bagus malah!! apalagi buat kita angkatan corona yang belum pernah sama sekali merasakan ekskul offline di sekolah. Ini lebih terasa feel (kegiatan)nya daripada yang cuma online.  Jadi juga dapat nambah pengalaman kita” ujar Theodorisa Riani, salah satu peserta didik kelas 11. 
Di tempat terpisah, salah satu peserta didik kelas 10 yang tidak mau disebut namanya berucap, “Saya masih takut. Was-was. Jangan-jangan nanti tertular teman yang mungkin sakit, mulai malas dan tidak terbiasa lama-lama di sekolah.”

Penulis        : Nafira Eka Rahma (XII IPS 3)
Editor        : MBD