LESTARIKAN BUDAYA, OSIS SMAN 10 SEMARANG GELAR LOMBA AKSARA JAWA
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 10 Semarang mengadakan Lomba Cerdas Cermat membaca Aksara Jawa, 14-15 Juni 2024. LCC Aksara Jawa ini merupakan rangkaian lomba dalam acara Classmeeting. Kali ini classmeeting mengangkat tema RAMAYANA (Ramaikan Classmeet Cairkan Suasana).
“Digelarnya classmeeting setelah rangkaian Asesmen Sumatif Akhir Tahun (ASAT) selain sebagai sarana pencarian bakat minat juga sebagai pelepas penat setelah asesmen,” ujar Ketua Panitia Rizky Syarif Akbar. “Sedangkan LCC membaca Aksara Jawa bertujuan melestarikan budaya Jawa. Saat ini generasi muda sudah banyak yang tidak kenal dengan Aksara Jawa. Oleh karena perlu digalakkan lagi acara yang mengenalkan kembali aksara Jawa,” lanjutnya dengan penuh semangat.
LCC diikuti oleh perwakilan kelas sebanyak 21 siswa. Mekanisme perlombaan terdiri atas 2 tahapan, yaitu tahapan penyisihan dan final. Pada tahap penyisihan, peserta membaca teks aksara Jawa yang disiapkan oleh panitia. Setiap teks peserta diberi waktu mengerjakan. Peserta yang salah dalam pengalihaksaraannya akan gugur. Hingga akhirnya tersisa 3 peserta untuk masuk ke tahap final. Mereka ya lolos ke tahap final adalah Nadine Rahma Ayulia Kuri (XI-1), Khoirunnisa Azzahra (XI-3), dan Siti Murdiah (XI-8)
“Saat final terlihat sederhana, namun lomba ini memerlukan ketelitian dan fokus. LCC Aksara Jawa ini dilaksanakan dengan mekanisme seperti menyusun puzzle. Dengan potongan potongan yang disediakan panitia, peserta lomba harus dapat mengurutkan sehingga dapat mendapatkan urutan yang paling tepat,” ujar salah satu finalis, Khoirunnisa Azzahra.
Pemenang LCC Aksara Jawa secara berurutan adalah sebagai berikut:, Khoirunnisa Azzahra, Nadine Rahma Ayulia Kuri, dan Siti Murdiah. Icha panggilan dari Khoirunnisa Azzahra mengaku lomba ini dijalani dengan tanpa persiapan khusus, karena dirinya menggantikan temannya. Dara cantik kelahiran tahun 2007 tersebut mengaku memang sudah senang dengan Aksara Jawa sejak di bangku sekolah dasar.
Ada kesulitan yang dihadapinya selama mengikuti tahapan final perlombaan. Ia bercerita bahwa puzzle-puzzle yang disediakan oleh panitia adalah puzzle yang ditulis tangan, sehingga ada beberapa yang nampak tidak sesuai dengan aksara aslinya. Namun, bahkan dengan kesulitan ini, dia tetap melaksanakan perlombaan dengan baik dan berhasil memenangkannya. (Tirtazka, Chesa, Adisty/MBD)
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini