Tangkal Radikalisme Sman 10 Semarang Gelar Webinar Moderasi Beragama
Semarang- SMA Negeri 10 Semarang baru-baru ini menggelar webinar penguatan karakter dan moderasi beragama. Kegiatan yang dilaksanakan pada 18-19 Agustus 2021 dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-76 RI.
Kegiatan webinar ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang karakter pelajar Pancasila dan bahaya radikalisme, serta pemahaman moderasi beragama. Selain itu juga membekali guru dan peserta didik dalam menangkal paham radikalisme. Kegiatan ini melibatkan civitas akademika SMA Negeri 10 Semarang dan mengundang pengurus OSIS dan Rohis SMA Negeri se-Kota Semarang.
Webinar ini rencananya akan menghadirkan secara virtual narasumber Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid. Namun karena kesibukannya, beliau urung hadir dan menugaskan Kasi Pengawasan Jaringan BNPT, Kompol Kamit, S.Sos. Selain dari BNPT webinar juga menghadirkan narasumber dari Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Tengah Drs. H. Taslim Syahlan, M.Si.
Dalam paparannya Kompol Kamit mengatakan, radikalisme dan terorisme merupakan ancaman nyata dari negara.
"Pelaku terorisme kerap membaur dalam kehidupan di tengah masyarakat, karena itu kita dituntut menjaga kewaspadaan dan keselamatan negara dari paham radikalisme dan terorisme," ujarnya.
Dikatakannya pula bahwa paham radikalisme dan terorisme ini mengemuka karena adanya distorsi ideologi yang menyimpang dan manipulasisasi agama. Radikalisme dan terorisme menjadi musuh agama dan negara. Tindakannya, perbuatan sikap dan perilakunya bertentatangan dengan prinsip-prinsip agama yang penuh kedamaian.
Ia mengajak kalangan guru dan peserta didik untuk meningkatkan keseriusan dalam keikutsertaan penanganan radikalisme dan terorisme. Ancaman radikalisme dan terorisme disebutnya terus mengalami perkembangan.
Kesadaran untuk menanggulangi terorisme merupakan tanggung jawab bersama, tak terkecuali kalangan tenaga pendidik. Dibutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, agar permasalahan terorisme bisa diatasi dengan baik.
Sementara itu, Ketua FKUB Jateng menuturkan bahwa moderasi beragama hakikatnya bagaimana agama disikapi dan dipahami pada tataran esensi serta substansinya. Sebab, semua agama itu mengajarkan ajaran yang moderat. Tidak ada agama yang mengajarkan pada ummat untuk bertindak ekstrim atau di luar batas.
‘’Moderasi Beragama sangat penting dijadikan framing dalam mengelola kehidupan beragama pada masyarakat Indonesia yang plural dan multicultural. Terlebih seiring perkembangan teknologi informasi, di zaman serba instan seperti sekarang, sangat dimungkinkan meluasnya kompleksitas masyarakat dalam beragama,’’ katanya.
Lebih lanjut, Dosen di Universitas Wahid Hasyim Semarang ini membeberkan tentang Islam Wasathiyah. Menurutnya Islam Wasathiyah adalah ajaran Islam sebagai rahmatanlil alamin, rahmat bagi segenap alam semesta. Dijelaskannya, Islam Wasathiyah adalah ‘Islam Tengah’ untuk terwujudnya umat terbaik. Ciri-ciri Islam Wasathiyah yaitu Tasawassuh ( mengambil jalan tengah), Tawasun (Berkeseimbangan), I’tidal ( lurus dan tegas), Tasamuh (toleransi), Musawah (egaliter), Syura (musyawarah), Islah (reformasi), Aulawiyah (mendahulukan yang prioritas), Tathawwur wa ibtikar (dinamis dan inovatif), dan Tahadhdhur (berkeadaban).
‘’Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan umat Islam pertengahan (wasath) dalam segala urusan agama, seperti dalam hal kenabian, syariat dan lainnya,’’ tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala SMAN 10 Semarang, Drs. Sukirna, dalam sambutannya menyampaikan harapan kepada guru dan peserta didik dapat membantu pemerintah dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini