PICTURE TO PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA PENYUSUNAN TEKS BERITA SEDERHANA SISWA KELAS XI
Oleh Maslikah, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMAN 10 Semarang Berbicara merupakan suatu proses untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain. Berbicara merupakan kemampuan dasar manusia untuk saling berinteraksi atau berkomunikasi. Kemampuan berbicara pada peserta didik saat ini sangat memprihatinkan. Sebagian besar dari mereka tidak mampu menyampaikan apa yang mereka pikirkan. Jangankan untuk menyampaikan pemikirannya, untuk kemampuan membaca teks saja masih perlu banyak berlatih. Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh minimnya bentuk komunikasi lisan dalam pergaulan sehari-hari. Berbicara membutuhkan persiapan berupa beberapa konsep yang akan disampaikan, baik itu berupa kata atau visual. Pada pembahasan kali ini, penulis mencoba menerapkan picture and picture sebagai pemantik siswa melancarkan ide untuk ketrampilan berbicara secara langsung di depan umum, lingkup yang digunakan adalah lingkup kecil yaitu kelas peserta didik. Model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yang memanfaatkan gambar (atau produk visual lain) sebagai media pembelajarannya, model ini mirip dengan example non example, yang mengharuskan siswa untuk memasangkan dan mengurutkan beberapa gambar dalam urutan yang logis (Suprijono dalam Huda 2014, hlm. 236). Artinya, pembelajaran akan terbantu oleh media gambar. Pengertian model pembelajaran picture and picture menurut Shoimin (2014, hlm. 122), adalah model belajar yang mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran, tepatnya gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Gambar yang akan ditampilkan, baik dalam bentuk poster, kartu ukuran besar, maupun ditampilkan menggunakan proyektor LCD. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini menggunakan beberapa gambar sebagai media yang menarik dan memberikan konteks tambahan terhadap suatu materi. Penggunaan media gambar pada pembelajaran ini dimaksudkan sebagai stimulus pemikiran murid untuk menentukan kata-kata dan kalimat yang akan disampaikan, meskipun dalam kalimat yang sederhana. Proses penerapan picture and picture adalah guru meyiapkan dan menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam hal ini konsep kompetensi yang dituju adalah elemen berbicara. Jadi maksud penggunaan picture and picture adalah murid dapat berbicara lancar mengemukakan pemikirannya dibantu dengan gambar-gambar yang telah disediakan. Setelah sepemahaman dengan murid tentang kompetensi yang dituju, guru meyajikan materi singkat sebagai pengantar, termasuk menjelaskan metode belajar yang akan digunakan. Selanjutnya, Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Gambar dapat berupa kartu bergambar, poster, iklan, dan lainnya. Guru menunjuk murid secara berpasangan, dan menguraikan gambar dengan kata-kata yang muncul dalam pemikirannya. Pasangannya mencatat kata-kata yang disebutkan temannya. Kemudian kata-kata yang dicatatnya dirangkai menjadi kalimat sederhana sesuai dengan konteks gambar dan kata-kata yang disebutkan temannya. Demikian dilakukan secara bergantian hingga semua murid mendapatkan kesempatan berbicara menggambarkan tentang isi gambar dengan kalimat sederhana. Pasangan murid menyampaikan rangkaian kalimatnya dalam bentuk lisan di depan kelas. Pada saat ini guru bisa memberikan bimbingan dan perbaikan pilihan kata dan susunan kalimat yang dibuat oleh murid. Setelah dilakukan model pembelajaran dengan model tersebut, penulis bisa menyimpulkan murid akan menunjukkan kemampuan berfikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan serta murid termotivasi untuk belajar semakin dikembangkan dan dilibatkan dalam pengelolaan kelas, hal ini terjadi pada saat murid lain memberikan feedback pada pasangan murid yang ada di depan kelas.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini